Senin, 27 April 2009

Image and video hosting by TinyPic

THE UPSTAIRS Rilis Magnet! Magnet!

Single #1: “Kami Datang Untuk Musik”



JAKARTA - Setelah rilis pertama kalinya di Kuala Lumpur, Malaysia pada pertengahan Maret silam, akhirnya dengan bangga diumumkan CD terbaru The Upstairs yang telah 3 tahun ditunggu-tunggu bertitel Magnet! Magnet! telah beredar di seluruh toko CD terkemuka di seluruh Indonesia.

Magnet! Magnet! merupakan album penuh ketiga The Upstairs setelah menyulap scene musik tanahair menjadi lantai dansa raksasa dengan album Energy [Warner, 2006] yang sukses mengantarkan sekstet ini menjadi “Band Alternatif Terbaik AMI Awards 2006”, mencetak dua hits “Terekam Tak Pernah Mati” dan “Disko Darurat”, serta melahirkan fenomena Modern Darlings [fans loyal] hingga mempengaruhi musik band-band mainstream nasional.

Album baru yang diproduseri vokalis Jimi Multhazam ini telah digarap gitaris Andre Idris, drummer Beni Adhiantoro, bassist Alfi Chaniago, backing vocalist Dian Maryana serta keyboardist baru Adink Permana di dE Studio, Jakarta sejak akhir 2007 silam. Tata suara mixing dan mastering bagi album ini dipercayakan kepada engineer Ronnie Zhabreak yang sebelumnya sempat menangani album milik Edane hingga Purgatory.

”Disini kami lebih menampilkan keliaran-keliaran individu pemain instrumennya. Akhirnya setelah semua materi di rekam, album ini terdengar lebih ’rock’ dari sebelumnya. Lebih slebor dan efeknya kami pun berdansa jungkir balik dibuatnya,” jelas Jimi tentang arah musikal Magnet! Magnet!

Single pertama dari Magnet! Magnet! adalah nomor ceria-dansa bermisi damai berjudul “Kami Datang Untuk Musik”. Video klipnya disutradarai langsung gitaris Andre Kubil dan vokalis Jimi Multhazam. Rencananya akan segera tayang di berbagai stasiun televisi nasional dan tentunya YouTube.

Jimi Multhazam bercerita lebih lanjut tentang lirik “Kami Datang Untuk Musik”:
”Pertunjukan musik berakhir dengan kerusuhan kerap terjadi di negeri kita. Walaupun angka dalam hitungan tahun semakin bertambah, namun kemajuan perilaku penonton bergerak lamban. Lagu ini merupakan mimpi kami tentang dunia pertunjukan lokal. Datang untuk musik. Mencerna. Berapresiasi. Bersenang-senang. Pulang terinspirasi. Tenang. Damai. Mari kita nyanyikan lagu ini bersama-sama dan berubah!”

Di album Magnet! Magnet! hampir semua personel The Upstairs menciptakan lagu bahkan Dian Maryana selain menciptakan lagu juga bernyanyi solo di lagu berjudul “Percakapan”. Sementara drummer Beni Adhiantoro selain memfasilitasi ribuan beat kini juga menjadi backing vocal di rekaman dan setiap pementasan live The Upstairs.

”Disini kami lebih menampilkan keliaran-keliaran individu pemain instrumennya. Akhirnya setelah semua materi di rekam, album ini terdengar lebih ”Rock” dari sebelumnya. Lebih selebor dan efeknya kita pun berdansa jungkir balik di buatnya,” jelas Jimi.

Selain progress di musik, keunikan lain dari album ini terletak pada sampul album Magnet! Magnet! Terdapat enam lembar sampul album yang bergambar lukisan wajah para personel The Upstairs yang dilukis sendiri oleh vokalis Jimi Multhazam. Konsep ini bertujuan membebaskan para penggemar The Upstairs untuk memilih para personel favorit mereka masing-masing. Namun secara resmi sampul album yang dipilih band adalah lukisan berwajah backing vocalist Dian Maryana.

Album Magnet! Magnet! yang rilis dibawah bendera Magnet Music/DEMAJORS ini hanya tersedia dalam format CD dan tidak akan dirilis dalam bentuk kaset. Terdapat 11 lagu baru dan 1 cover song dengan aransemen baru milik band punk/hc Seattle, The Dehumanizers yang berjudul “Sing Thru Me”. (*)

THE UPSTAIRS

Magnet! Magnet!

(Magnet Music/demajors)



Track List:



1. Ekspektasi Nol
2. Ku Nobatkan Jadi Fantasi
3. Kami Datang Untuk Musik
4. Di Antara Haluan
5. Radio
6. Dekil, Kelam, Dan Suram
7. Percakapan
8. Tak Peduli
9. Photogenic
10. Ku Dengar Dia Panggil Namaku
11. Agar Kita Semua Senang
12. Sing Thru Me

HIDDEN MESSAGE

Image and video hosting by TinyPic
Selasa,21 April 2009
HIDDEN MESSAGE
STORY FOR ALL MESSENGER

Hidden Message berdiri pada tanggal 18 Februari 2006 di kota Cibinong-Bogor, Hidden Message dalam bahasa Indonesia artinya “pesan yang tersembunyi”. Kami meyakini bahwa setiap peristiwa yang terjadi di dunia ini adalah pesan yang tersembunyi dari yang maha kuasa. Dimana pesan tersebut bisa sebagai teguran atau petunjuk bagi manusia agar menjadi lebih baik lagi. Hidden Message melalui lirik-lirik dari setiap lagu yang diciptakannya mencoba menyampaikan pesan-pesan sosial yang diharapkan dapat memberikan pengaruh positif bagi pencinta musik. Hidden Message berawal dari pertemanan antara Nawi, Adit dan Bonar yang terinspirasi oleh satu band dari luar negeri yang beraliran Punk Rock. Saat itu mereka masih tergabung di band nya masing-masing, Adit bersama Tally Whacker yang beraliran Metal Hardcore, Nawi bersama Otre yang beraliran Punk Rock dan Bonar bersama Shed of Tree beraliran Emotional. Dalam satu kesempatan mereka bertiga membicarakan konsep musik untuk Hidden Message. Dan mereka sepakat untuk mencari satu personil lagi yaitu Angga yang merupakan adik kelas Bonar di SMA.

Ternyata chemistry diantara mereka sangat kuat, mereka berempat sepakat untuk menjadikan Hidden Message sebagai sarana untuk menyalurkan kreatifitas mereka dalam bermusik. Selama 1 tahun beberapa lagu pun tercipta dan Hidden Message mencoba untuk membuat demo. Bersamaan dengan itu Hidden Message mulai meramaikan acara-acara dan festival musik di Bogor dan sekitarnya. Ternyata diluar dugaan respon untuk Hidden Message cukup baik, hal ini mendorong Hidden Message untuk lebih mengeksplor musik mereka untuk mencari karakter musik Hidden Message yang sebenarnya. Eksperimen pun dilakukan pada lagu-lagu mereka, dengan menambahkan synthesizer, loop dan instrument lainnya. Dan ternyata musik yang dihasilkan cocok untuk karakter Hidden Message. Untuk merealisasikan konsep musik ini Hidden Message merekrut Ricky dari Turbo Blip yang beraliran musik 8-bit. Setelah itu mereka sepakat menamakan karakter musik Hidden Message adalah “Power Pop New Sound Of Punk”. Dengan konsep ini, Hidden Message memberanikan diri untuk membuat mini album. Sekali lagi respon positif diterima Hidden Message. Langkah Hidden Message pun diuji saat ricky yang sudah bersama Hidden Message selama 5 bulan, memutuskan untuk resign dari Hidden Message untuk lebih berkonsentrasi dengan Turbo Blip. Namun itu tidak berlangsung lama. Untuk menggantikan posisi Ricky, Hidden Message sampai saat ini dibantu oleh Echa Boca.

Minggu, 26 April 2009

Vierra

Image and video hosting by TinyPic

Ada yang tau nggak lagu ini,” Dengarkan curhatku tentang dirinya, betapa anehnya,”. Yup, ini lagu dari Grup Band Vierra. Grup yang beranggotakan Widi (vocal), Kevin (kibord), Trian (Drum), Raka (gitar) ini terbentuk berawal dari Friendster. Lho kok bisa? Kalian pasti penasaran kan. Semuannya berawal dari persahabatan antara Kevin dan Trian. Tak lama mereka mengenal Raka, Raka kemudian mengenalkan Widi melalui situs bertemanan Frienster. Kini Vierra telah merilis Album bertajuk ‘First Love‘ dengan single bertemanya ‘Dengarkan Curhatku’. Aliran Power pop dipilih keempatnya untuk berkarya. “Power pop dipilih karena itu titik dari aliran musik kita berempat. Konsepnya bener-bener Disney banget,” kata Kevin.

Sepertinya sudah cukup lama kita tidak mendengar kaum remaja bernyanyi seperti remaja yang sebenarnya. Kebanyakan bernyanyi dengan gaya yang sok dewasa, sebagian lagi muncul dengan lagu-lagu masa lalu yang memang sudah enak.

Tapi coba dengarkan Vierra. Sekelompok remaja yang bernyanyi dengan jujur dan lugas seperti layaknya remaja saat ini. Background musikal tinggi dari orang tua mereka, tidak lantas membuat band ini terpengaruh untuk membuat lagu seperti gaya orang tua mereka. Vierra yang dimotori Kevin, yang notabene adalah putra dari komposer Adie MS, memilih menulis dan memainkan lagu-lagu yang sesuai dengan hati mereka.

Hal itu terlihat dari judul single pertama mereka, "Dengarkan Curhatku". Sebuah lagu yang tulus dari dalam hati mereka. Benar-benar tentang kejadian sehari-hari yang mereka alami sendiri.

Vierra ialah remaja yang bermain dengan gaya yang benar-benar remaja, gaya bahasa yang remaja, penampilan yang sangat remaja, karena mereka benar-benar remaja.

PEE WEE GASKINS

Image and video hosting by TinyPic

Pee Wee Gaskins

yoedoslow,21 ApriL 2009

SEBUAH artikel pendek di majalah Rolling Stone Indonesia (RSI) memancing saya untuk mencari tahu soal band “baru” ini. Kata “baru” sengaja saya beri tanda kutip untuk menunjukkan bahwa setidaknya band ini baru saya ketahui keberadaannya. Konon, di kalangan ABG SMP atau SMU band ini sudah sangat ngetop karena kerap menjadi menu wajib dalam pensi-pensi mereka.

Kenapa saya tertarik untuk mencari tahu? Pertama adalah karena namanya: Pee Wee Gaskins. Nama ini, sependek pengetahuan saya adalah nama seorang pembunuh berantai di Amerika sana. Sebuah band anak muda yang menggunakan nama seorang pembunuh berantai yang sebenarnya tidak terlalu dikenal (dibandingkan Jack the Ripper, Elizabeth Bathory, atau bahkan Ted Bundy) pastilah memiliki sisi menarik.



Kedua, karena dalam artikel tersebut disebutkan bahwa mereka menempati posisi 2 untuk Top Indie Artists di MySpace. Ini pasti band keren.

Setelah coba mengunduh dua lagunya, saya mendengar sebuah daur ulang musik Simple Plan, Good Charlotte, atau band pop punk yang sejenisnya, kecuali satu hal: adanya unsur synthetizer yang kental, dan karakter vokal utama dan vokal latar dengan harmoni suara dua-tiga yang khas hanya dimiliki oleh band-band emo seperti My Chemical Romance, atau model kombinasi satu-dua Tom DeLonge dan Mark Hoppus dari Blink-182.

Di luar itu, pelafalan bahasa Inggris mereka baik sekali. Jujur saja, saya jarang mendengar band kita menyanyikan lagu dalam bahasa Inggris dengan pelafalan yang baik.

Synthetizer bolehlah jadi satu keunikan mereka, meski secara garis besar musik mereka adalah layaknya musik arus utama pop punk. Endank Soekamti atau Superman is Dead malah memiliki karakter yang lebih kuat menurut saya, meski suara vokalis kedua band itu kalah jauh dari Pee Wee.

SWEET AS REVENGE

Image and video hosting by TinyPic

Sweet As Revenge
Posted on 21 April 2009
Tags: sweet as revenge band
yoedoslow

sweetasrevenge

Sweet as Revenge secara resmi berdiri di Jakarta pada awal November 2003. Dimulai dari pertemuan Max, Qzoot (gitar) dan Febri (bass) di sebuah distro di Jakarta. Berawal dari obrolan mengenai interest yang sama pada genre post-hardcore, kemudian berlanjut dengan keinginan untuk membuat sebuah band yang memainkan musik post-hardcore itu sendiri. Waktu berjalan, dan berdirilah Sweet as Revenge. Nama yang unik, karena semua personil awal di band ini pernah merasakan pengalaman pahit dengan band-band mereka yang terdahulu. Dan menjadikan Sweet as Revenge sebagai ajang pembuktian. Bahwa mereka akan bisa menjadi lebih baik.


Berawal dari hanya berlatih di studio, kemudian mereka memutuskan untuk merekam demo mereka yang pertama. Lagu pertama mereka berjudul “Broken Lines and Empty Smile”. Bermodalkan satu lagu sendiri serta beberapa lagu cover, Sweet as Revenge mulai merambah panggung-panggung di berbagai acara komunitas di Jakarta. Tampil dengan hanya ditonton segelintir orang sebagai band pembuka, atau tampil paling akhir sebagai band penutup telah mereka rasakan. Hal itu tidak membuat mereka patah semangat, tapi dianggap sebagai pengalaman yang akan memperkuat mereka sebagai sebuah band. Lagu “Broken Lines and Empty Smile” akhirnya menarik minat dE Records. Lagu tersebut direkam ulang untuk disertakan dalam kompilasi “Anthems of Tomorrow (dE Records, 2004). Sebuah album kompilasi yang berisi band-band bergenre post-hardcore dan sejenisnya. Lagu “Broken Lines and Empty Smile” juga sempat merajai chart MTV Cutting Edge selama beberapa minggu. Sebuah prestasi yang membanggakan untuk sebuah band yang masih berumur sangat muda. Hal ini juga yang mengangkat nama mereka ke permukaan dan mulai dikenal oleh publik.

Seiring dengan berjalannya waktu, serta perbedaan visi, misi dan kepentingan dari masing-masing personil, mengakibatkan beberapa kali pergantian personil serta perubahan musikalitas Sweet as Revenge secara keseluruhan. Setelah melewati proses rekaman yang panjang, hasil karya mereka dapat didengar pada sebuah mini album berjudul “Birth of Expectations (Self Released, 2008)” yang dirilis pada 5 Januari 2008. Sebuah mini album berisi 6 lagu yang merefleksikan pahit dan manisnya kehidupan mereka. Baik sebagai band ataupun sebagai individu masing-masing personil. Rilisnya mini album “Birth of Expectations” mendapat respon yang cukup baik. Acara Release Party mini album itu sendiri dihadiri oleh sekitar 700 orang penonton. Jumlah yang cukup fantastis. Singel mereka yang berjudul “Potret Kehampaan” juga sering terdengar di radio.

Selepas rilisnya mini album “Birth of Expectations”, Sweet as Revenge semakin aktif bergerilya dari panggung ke panggung dan mulai merambah media. Mulai dari panggung acara komunitas, pensi SMA, acara kampus, live performance, promo dan interview di radio, semua dilibas habis. Hal ini dilakukan tidak hanya untuk menambah jam terbang saja, tetapi juga sebagai usaha untuk menjangkau pendengar baru, mereka yang sama sekali tidak mengenal Sweet as Revenge. Terbukti cara ini cukup ampuh, banyak yang akhirnya jatuh hati kepada band ini setelah mereka mendengar dan menyaksikan langsung penampilan Sweet as Revenge. Sebagai salah satu band generasi awal dari booming genre post-hardcore di tanah air, Sweet as Revenge berusaha untuk terus konsisten dan tidak terbawa arus trend musik yang sangat cepat berganti. Sampai saat ini, formasi terakhir Sweet as Revenge adalah: Dinand (vokal), Qzoot (gitar), Mamie (gitar), Febri (bass) dan Nanda (drum). Perjalanan dari panggung ke panggung, konflik demi konflik serta pengalaman hidup dari masing-masing personil telah memperkaya pengalaman Sweet as Revenge sebagai sebuah band. Hal ini membuat mereka berusaha untuk lebih solid dan konsisten dalam berkarya. Sweet as Revenge akan terus mempertahankan eksistensinya serta melahirkan karya-karya yang dapat menghibur penggemar musik dimanapun mereka berada.

Profil Personil:
Ferdinand S.P Pasaribu – Vokal
1 Mei 1984
Fav bands: AFI, Misfits, Bring Me the Horizon

Dian Putra Agung – Gitar, Vokal
24 Juni 1983
Fav bands: AFI, From Autumn to Ashes, The Clash

Rachmat Firdaus – Gitar
11 September 1984
Fav bands: Helloween, Dillinger Escape Plan, Misfits

Febri Haryanto – Bass, Vokal
23 Februari 1982
Fav Bands: The Cure, Black Sabbath, Envy

Ananda Fitria Intan Permata Lestari - Drum
19 Mei 1988
Fav bands: From First To Last, Funeral for a Friend

Diskografi:
1. Singel “Broken Lines and Empty Smile”
2. Kompilasi “Anthems of Tomorrow” - dE records (2004)
3. Birth of Expectations EP – Self Released (2008)

Contact :
www.myspace.com/sweetasrevenge

POTRET KEHAMPAAN

Selasa, 21 April 2009

KILLING ME INSIDE

[media-jakarta] San-san mengundurkan diri dari KILLLING ME INSIDE (band metal dari Jakarta Selatan)
17 Januari 2009 Pukul 00.30 sabtu dini hari. Bahwa San-san vokalis Killing Me Inside yang juga salah satu vokalis dari Pee Wee Gaskins, mengundurkan diri
dari Killing Me Inside. Menurut informasi yang diterima dari Tata
[media-jakarta] San-san mengundurkan diri dari KILLLING ME INSIDE (band metal dari Jakarta Selatan)
17 Januari 2009 Pukul 00.30 sabtu dini hari. Bahwa San-san vokalis Killing Me Inside yang juga salah satu vokalis dari Pee Wee Gaskins, mengundurkan diri
dari Killing Me Inside.Sebuah event akbar yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Ya! itu adalah peluncuran debut album dari sebuah band screamo papan atas di Indonesia “KILLING ME INSIDE”. Tentunya launching album ini tidak boleh dilewatkan oleh semua penggemar Killing Me Inside di tanah air. Fresh Start For Something New judul album yang akan menggemparkan blantika musik indie hadir dengan 11 track yang dihiasi harmoni gitar yang eksklusif, suara vokal yang tinggi, dentuman drum dan bass yang amat selaras.

Launching albumnya sendiri akan diadakan 2 negara yaitu di Indonesia dan Malaysia, bertempat di Hanggar Teras, Pancoran, Jakarta dan One Cafe, Kuala Lumpur.

Untuk lo semua yang ngefans Killing Me Inside, buruan beli tiket acara launching album mereka, jangan sampai kehabisan, yang jelas acara nya bakal heboh N gokill abizzz.

Tiket presalenya udah dapat dibeli tuh di:

CROOZ CLOTH, Jl. Duren Tiga Raya No 37, Tlp.021-7980516 seharga Rp. 30.000,- dan bagi 100 pembeli pertama akan mendapat exclusive sticker Killing Me Inside.

Senin, 20 April 2009

15 Hal yang harus dilakukan Modern Darlings sebelum berdansa di konser The Upstairs

Dear teman-teman Modern Darlings,

Semuanya pasti sudah mendengar tragedi konser maut di Bandung yang menyebabkan 11 orang teman-teman kita tewas karena terinjak-injak dan kehabisan napas, kan? Agar peristiwa itu tidak terulang lagi selamanya di manapun juga, maka di bawah ini ada 15 hal yang harus teman-teman Modern Darlings lakukan sebelum atau selama konser The Upstairs berlangsung.

15 Hal itu adalah....


1. Membeli tiket.

2. Datang ke venue (lokasi konser) lebih awal untuk mengecek letak pintu keluar terdekat, pintu darurat, ruang medis dan keamanan. Sebarkan informasi ini ke teman-teman Modern Darlings yang lain.

3. Jangan lupa makan dan minum secukupnya sebelum ke konser The Upstairs (apalagi jika konser di outdoor).

4. Jangan mengonsumsi alkohol atau narkotika sebelum ke konser The Upstairs. Mabuk di konser The Upstairs itu tidak keren!

5. Jangan ikutan berkomplot untuk menjebol pintu masuk atau berkelahi selama konser The Upstairs berlangsung. Tindakan norak! Bersikaplah T.E.N.A.N.G.

6. Modern Darling laki-laki harap melindungi Modern Darlings perempuan dari pelecehan seksual selama konser The Upstairs berlangsung.

7. Modern Darling perempuan jika merasa terjadi pelecehan seksual saat konser berlangsung segera berteriak minta tolong sekeras-kerasnya.

8. Jangan lupa membawa identitas diri (KTP, KTM) jika pergi ke konser The Upstairs.

9. Paham bahaya dan konsekuensi jika terjadi kegagalan melakukan moshing, stage diving atau crowd surfing di konser The Upstairs.

10. Segeralah menolong jika ada siapapun (walau bukan Modern Darling) terjatuh di dance floor.

11. Hindari penggunaan aksesoris yang dapat melukai orang di mosh-pit.

12.Sayangi telinga kamu, kenakan pelindung telinga (earplug). Beli di Ace Hardware, hanya Rp 11.000,-

13. Menghormati band dan fans band lain yang sedang manggung atau berdansa! Semuanya sama: Ingin bersenang-senang dalam damai!

14.Untuk menghindari berdesak-desakan pulanglah sebelum konser The Upstairs selesai atau jika seusai konser pastikan meninggalkan venue setelah sepi.

15. Datanglah hanya untuk MUSIK!

Facebook Gue