Grunge (kadang-kadang disebut juga Seattle sound) adalah sebuah sub genre dari rock alternatif yang muncul pada pertengahan 1980-an di negara Amerika Washington, khususnya di wilayah Seattle. Terinspirasi oleh punk rock, heavy metal dan indie rock, grunge umumnya dikenali melalui suara distorsi gitar yang berat dan lirik melankonis atau apatistik.
Gerakan awal grunge mulai terlihat pada akhir tahun 1980-an di sekitar Seattle melalui label independen Sub Pop. Grunge menjadi sukses secara komersial pada paruh pertama tahun 1990-an, terutama karena dirilisnya Nevermind oleh Nirvana dan Ten oleh Pearl Jam. Keberhasilan band-band ini meningkatkan popularitas rock alternatif dan membuat grunge menjadi bentuk musik yang paling populer pada waktu itu. Namun, banyak band grunge tidak nyaman dengan popularitas. Meskipun banyak band grunge yang bubar atau menghilang dari pada akhir 1990-an, pengaruh mereka terus memiliki dampak bagi perkembangan musik rock modern selanjutnya.
beberapa musik grunge indonesia
Besok Bubar (Indonesia)
Navicula (Bali, Indonesia)
Scofield (Mojokerto, Indonesia)
The Bolong (Indonesia)
Toilet Sounds (Indonesia)
Cupumanik (Bandung, Indonesia)
konspirasi (Jakarta, Indonesia)
Noise (Bogor, Indonesia)
Depresi Demon (Medan, Indonesia)
SEJARAH GRUNGE
1. Gaya grunge asli, berakar dari:
- Rock Alternatif
- Hardcore Punk
- Heavy Metal
- Indie Rock
2. Budaya asli, berasal dari:
- Pertengahan tahun 1980an, di Washington
3. Tipikal instrumen musik:
- Gitar elektrik
- Gitar bass
- Drum
- Vokal
4. Popularitas mainstream:
- Popularitasnya tinggi selama awal hingga pertengahan 1990an; rendah, namun tetap eksis semenjak itu.
5. Turunan:
- Menjadi musik yang dikenal kemudian sebagai Post Grunge
6. Wilayah scene:
- Seattle[2]
Grunge (seringkali disebut juga Seattle Sounds) termasuk dalam subgenre rock altenative. Mulai dikenal sepanjang pertengahan 1980an di Washington, lebih tepatnya di Seattle. Di dalam Wikipedia (Grunge Music; Origin of the Term) ditulis, menurut kata asalnya, grunge berasal dari bentuk paling belakang kata slang grungy. Di mana, pada sekitar tahun 1965 bentuk asli dari kata slang tersebut dapat diartikan sebagai kata penyebut sesuatu yang “kotor” atau “jorok”.[3]
Adapun, dipercaya dari berbagai sumber bahwasanya Mark Arm, vocalis band Green River dan kemudian berganti menjadi Mudhoney, adalah orang yang pertama kali menggunakan kata grunge untuk menyebut jenis musik tertenrtu. Mark Arm pertama kali menggunakan kata tersebut sekitar tahun 1981. Ketika ia menulis surat dengan memakai nama Mark McLaughlin untuk sebuah majalah Seattle Desperate Times, mengkritik band Mr. Epp dan the Calculations sebagai “Pure grunge! Pure noise! Pure shit!”.
Kemudian, Clark Humphrey, editor majalah Desperate Times memakai istilah grunge tersebut untuk menyebut band-band dari Seattle. Dan ini berarti bahwa Bruce Pavitt dari Sub Pop telah mempopulerkan istilah tersebut sebagai sebuah label music pada tahun 1987-1988, dengan mengkaitkan langsung pada Green River.
Arm memakai istilah grunge untuk mendeskripsikan bukan hanya terbatas untuk jenis musik tertentu, melainkan lebih untuk mendeskripsikan suatu bentuk baru percampuran antara punk dengan metal di scene musik Seattle.
Beberapa individu, dianggap berperan serta langsung terhadap perkembangan grunge. Mereka diantaranya, termasuk Jack Endino produser Sub Pop, dan juga para personil the Melvins. Bahkan grup band seperti "Kiss" dianggap juga turut memprovokasi grunge secara musikal.
Pergerakan awal grunge disatukan oleh salah satu record label independen bernama Sub Pop pada akhir 1980an. Kemudian grunge menjadi sukses secara komersial pada paruh tengah 1990an, seiring dengan dirilisnya album Nirvana "Nevermind", dan Pearl Jam "Ten".
Kesuksesan band-band tadi meningkatkan kepopuleran rock alternative dan membuat grunge sangat populer di kalangan musik hard rock pada masa itu.
Grunge berkembang dari scene punk rock lokal dan diinspirasikan dari band-band seperti: The Fartz, The U-Men, 10 Minute Warning, dan The Fastbacks
Sebagai gantinya, musik yang lambat dan berat ala The Melvins merupakan pengaruh yang signifikan pada sound grunge. The Melvins memainkan bagian-bagian yang mengendap dalam hard rock, menjalani tour dengan teman mereka Kurt Cobain, bersama mereka diatas roda-roda bus tour, sebelum Kurt membentuk Nirvana.
Di luar area tersebut, sejumlah artis dan scene musik terpengaruh oleh grunge. Band-band rock alternatives dari berbagai negara bagian Amerika, termasuk: Sonic Youth, The Pixies, dan Dionosaur Jr. adalah sejumlah nama yang sangat penting dan berpengaruh bagi genre ini. Sonic Youth menjadi perhatian yang penting dalam scene grunge. Yang mencerminkan sikap tanpa kompromi dan independen dari para musisinya. Pengaruh The Pixies, ditulis oleh Kurt Cobain dalam salah satu wawancaranya dengan majalah Rolling Stone, bahwa dia, "terhubung dengan band tersebut sangat erat, bahwa saya seharusnya berada dalam band itu" Nirvana menggunakan "verse lembut, dan chorus yang keras" dari The Pixies, dan mempopulerkan gaya bermusik tersebut ke dalam grunge dan subgenre rock alternative lainnya.
Sebagai akar bagian dari genre punk dan rock alternative, banyak band grunge yang sangat terpengaruh oleh band-band heavy metal awal 1970an.
Clinton Heylin, penulis Babylon's Burning: From Punk to Grunge menulis tentang Black Sabbath sebagai "mungkin adalah pengaruh paling besar pada pre-punk di scene Northwest". Black Sabbath, tidak bisa dipungkiri telah memainkan peranan dalam membentuk sound grunge.
Pengaruh dari Led Zeppelin juga dominan, terutama pada band Soundgarden, dimana majalah Q menulis, "pada pencerahan musik rock 70an,tetapi tidak menerima adanya sexism dan machism".
Rekaman band hardcore punk asal Los Angeles, Black Flag pada 1984, "My War", di mana band tersebut menggabungkan heavy metal dengan sound tradisional mereka, membuat pengaruh yang sangat kuat di Seattle.
Steve Turner dari Mudhoney berkomentar, "banyak orang di seluruh negeri ini membenci kenyataan bahwa Black Flag berubah menjadi pelan.. tetapi di sini itu sangat menakjubkan.. kami sangat menyukai 'Yai!' mereka sangat aneh dan mempunyai sound yang luar biasa". Lebih lanjut Turner menjelaskan tentang integrasi grunge dari pengaruh metal, tidak lain, "Hard Rock dan metal tak pernah sebesar ini menjadi musuh punk, seperti halnya scene lain. Di sini, seperti inilah yang terjadi 'hanya terdapat dua puluh orang di sini, kamu tidak dapat benar-benar menemukan grup yang saling membenci'".
Kemudian, band-band mulai mencampur metal dan punk di scene musik Seattle sepanjang 1984, dengan perhatian yang besar terhadap fusi ini kepada band seperti: The U-Men.
Kementahan, distorsi, dan sound feedback intensif dari beberapa band noise rock mendapat pengaruhnya dari grunge. Di antara mereka adalah Killdozer dari Wisconsin dan yang paling mendapat perhatian, Flipper dari San Fransisco, band-band tersebut terkenal karena "noise punk" yang berubah-pelan dan menjadi gelap.
The Butthole Surfers yang mencampur punk, heavy metal dan noise rock menjadi pengaruh terbesar, terlebih pada karya-karya awal Soundgarden dan band-band grunge awal lainnya yang terpengaruh oleh British Post-Punk seperti Gang of Four dan Bauhaus, yang mana sangat terkenal pada awal 1980an di scene Seattle.
Setelah Neil young bermain di beberapa konser bersama Pearl Jam dan merekam album Mirror Ball bersama mereka, beberapa media memberi Young julukan "Godfather of Grunge". Hal ini mendasari karya-karyanya bersama bandnya Crazy Horse dan penggunaan distorsi gitarnya secara reguler, perhatikanlah pada album "Rust Never Sleeps". Pengaruh yang sama, yang belum banyak dilihat adalah pada album "Neurotika" oleh Redd Kross, dimana co-founder Sub Pop berkata, "Neurotika adalah pengubah hidupku dan untuk banyak orang di komunitas musik Seattle".
* PERKEMBANGAN GRUNGE
Mark Arm termasuk diantara beberapa musisi di Green River yang bergabung dengan band lain setelah grupnya bubar. Band Arm selanjutnya, Mudhoney, berfungsi sebagai band kapal pemimpin bagi record label asal Seattle, Sub Pop, di akhir tahun 1980an.
Rilisan yang meningkatkan perkembangan grunge adalah kompilasi di tahun 1986, Deep Six, dirilis oleh C/Z Records (kemudian dirilis ulang di A&M). Rekaman ini menampilkan multiple tracks dari enam band: Green River, Soundgarden, The Melvins, Malfunkshun, Skin Yard, dan The U-Men; bagi sebagian besar mereka merupakan penampilan pertama mereka dalam sebuah rekaman. Para artis memiliki "sound yang sangat berat, agresif, yang dilarutkan ke dalam tempo yang lebih pelan dari Heavy Metal dengan hardcore yang intensif" seperti yang dikatakan Jack Endino, "Orang-orang berkata, 'well, musik seperti apa ini? ini bukan metal, bukan pula punk, apa ini?' lalu orang-orang mengatakan 'Eureka! band-band ini memiliki semua itu'"
Kemudian di tahun itu, Bruce Pavitt merilis kompilasi "Sub Pop 100" dan EP Green River "Dry As a Bone" yang menjadi bagian dari label barunya, Sub Pop.
Katalog awal Sub Pop mendeskripsikan EP Green River sebagai "Grunge sangat-pecundang yang menghancurkan moral dan sebuah generasi".Bruce Pavitt dari Sub Pop dan Jonathan Poneman, mendapat inspirasinya dari scene musik wilayah lain dalam sejarah musik, bekerja untuk meyakinkan bahwa label mereka mempunyai proyek sebuah "Seattle Sound". Diperkuat oleh gaya yang hampir sama pada produksi dan packaging album.
Saat itu, penulis musik Michael Azerrad mengakui bahwa band-band grunge pertama seperti Mudhoney, Soundgarden, dan Tad, memiliki sound yang berbeda, ia mengingatkan, "sebagai peneliti yang obyektif, di sana ada persamaan yang jelas terlihat".
Mudhoney, yang mana dibentuk oleh para pendiri Green River, berfungsi sebagai band pembawa bendera Sub Pop selama waktu mereka bergabung dengan label dan menyiarkan gerakan grunge Seattle. Sedangkan pecahan Green River lainnya membentuk Mother Love Bone, yang dipimpin oleh seorang vokalis utama flamboyan Andrew Wood, musik Mother Love Bone secara jelas mengindikasikan ambisi komersial band tersebut, dan setelah segenggam penuh pertunjukan, mereka mendapatkan kontrak dari PolyGram Records. Hal yang hampir mustahil untuk scene independen musik.
Setelah kematian Wood di tahun 1991 karena hal yang berkaitan dengan obat-obatan, anggota band yang lain menemukan bakat dari penyanyi asal San Diego, Eddie Vedder, dan membentuk Pearl Jam.
Sebagai kebalikan dari Mother Love Bone, Mudhoney membukanya dengan sindiran terhadap seluruh kerajaan bintang rock. Sound mereka dengan sangat kasar, bersama vokal sang pemimpin Mark Arm lebih mendekati berteriak-teriak sampai parau daripada bernyanyi.
Mengambil nama mereka dari judul sebuah film soft-core yang disutradarai oleh Russ Meyer, mereka memeluk pelanggaran-sexisme yang secara simultan merupakan lelucon dan merayakan betapa berlebihannya nama-nama besar band-band rock.
Soundgarden memenuhi suat tempat diantara keributan komersial Pearl Jam dan sound garage yang belum terpoles dari Mudhoney. Penyanyi utama Chris Cornell memiliki suara falsetto yang sangat kuat, mengalahkan Ozzy Osbourne dari Black Sabbath, pengaruh utamanya. Soundgarden membangun reputasinya sebagai band independen. Album grup ini di tahun 1989 "Louder Than Love", dinominasikan mendapat Grammy, dan "Superunknown" dirilis pada 1994, memulai debutnya menjadi nomor satu di charts Billboard. Pada waktu itu, sound band tersebut mendekati Metallica atau Guns 'N Roses (di mana mereka pernah sekali tour bersama) daripada Mudhoney atau Nirvana. Soundgarden bubar di tahun 1997.
Hal ini seperti bahwa band-band tersebut lenyap dengan cepat, atau mungkin bahkan tidak dibentuk sama sekali, jika bukan untuk Sub Pop Records.
Para pendirinya, Bruce Pavitt dan Jonathan Poneman mengenalkan kekuatan scene musik Seattle dan, seperti halnya BerryGordon, yang mana label Motown telah mempopulerkan pop dan rhytm-and-blues di Detroit pada 1960an, mereka merancang untuk mempromosikan band-band kota mereka. Sebagai awal langkah, mereka menunjukkan sebuah ambisi yang sebelumnya tak pernah absen dari label-label independen.
Rilisan pertama Sub Pop. sebuah kompilasi band-band yang sebagian besar, bahkan tidak berasal dari Seattle sama sekali. Mendeskripsikan labelnya sebagai "Hal yang baru, hal yang besar, ciptaan Tuhan: sebuah kumpulan multi-nasional yang berasal dari Pacific Northwest". Hampir semua orang menganggap itu sebagai candaan, tetapi Pavitt dan Poneman tidak sedang bercanda.
Banyak label rekaman independen di Amerika telah merilis musik unggulan yang tidak pernah mencapai derajat kesuksesan komersial, tetapi Pavitt dan Poneman merupakan penjual cerdas dengan berkah tidak ada saingan bagi sebuah publisitas generasi. Mereka menyewa sebuah agen pers Inggris untuk mempromosikan band-bandnya, dan membayar jurnalis Everett True dari koran musik inggris Melody Maker untuk datang ke Seattle. Mereka percaya-dengan benar-bahwa cara terbaik untuk mempromosikan band-band mereka di Amerika adalah melalui reputasi yang dibangun di luar negeri. Segera setelah itu, kota tersebut terkenal sebagai salah satu pusat terkemuka dari musik independen dunia. Daya tarik grunge bagi media adalah bahwa itu, "menjanjikan kembalinya pendapat tentang sebuah wilayah, penulisan pandangan terhadap rock Amerika".
Popularitas grunge di scene musik underground diawali ketika band-band mulai pindah ke Seattle dan mendekati penampilan dan sound dari band-band grunge asli.
Steve Turner dari Mudhoney mengatakan, "Hal ini sangat buruk. Band-band yang bertahan meledak disini, sesuatu tidak lagi berasal dari sesuatu di mana kami semua berasal".
Sebagai reaksinya, banyak band grunge menganekaragamkan sound mereka, bersama Nirvana dan Tad dalam hal tertentu menciptakan lagu-lagu yang lebih melodik.
Heather Dawn dari fanzine Seattle Backlash mengatakan hal itu bahwa pada 1990an banyak band lokal lelah dengan publisitas yang mengelilingi scene Seattle dan sebagai awalnya berharap media-media itu segera terusir.
Namun demikian, pada awal 1991, Sub Pop mendekati kebangkrutan. Keselamatannya datang dari keseluruhan kesuksesan tak terduga album full-length pertama Nirvana, "Nevermind". Ketika David Geffen dari label DGC mengkontrak Nirvana, dalam kontrak ditetapkan bahwa Sub Pop nantinya akan menerima royalti sebesar dua persen jika albumnya terjual lebih dari 200.000 copy. Kebanyakan peneliti menduga album ini akan terjual pecahan dari angka tersebut. Bagaimanapun, "Smells Like Teen Spirit", single pertama album itu, menjadi anthem sepanjang malam. Menggabungkan riff yang menular dengan sound gitar yang berat dan lirik-lirik yang mengekspresikan tentang kemuakan akan keletihan dunia. Beberapa bulan sebelumnya, Nirvana hanya dikenal dalam lingkungan kecil musik independen; sekarang lagu mereka mengudara pada stasiun-stasiun radio top40 rock dan alternatif di seluruh dunia. Dalam satu tahun, "Nevermind" telah menjual empat juta album. Pearl Jam "Ten" dirilis pada bulan yang sama dengan album Nirvana, dan meskipun penjualan terlihat lambat, album tersebut menjual dengan nilai angka yang sama, selama satu tahun pertama.
Record label lain di Pacific Northwest yang membantu mempromosikan band diantaranya adalah: C/Z Records, Estrus Records, EMpty Records, dan PopLlama Records.
* KHARAKTER MUSIKAL GRUNGE
Dalam situs Grunge 101 History, "dipermudah" untuk menjelaskan bagaimana musik grunge, situs tersebut menjelaskan, bahwa musik grunge adalah bentuk unggul persilangan antara progressif rock dicampur rock klasik, ditambah musik psikedelik, digabung dengan musik rakyat dari selatan, terakhir dikawinkan dengan musik hard rock.[4]
Situs tersebut juga mengakui bahwa band grunge generasi pertama yang dianggap telah menorehkan cetak biru terhadap musik grunge antara lain adalah; Green River, Mudhoney, dan yang menurut mereka terbaik, the Melvins.
- Gitar
Untuk lebih jelasnya, sebagai bahan perbandingan, anda bisa mendengarkan single dari Mudhoney yang berjudul “Touch Me I’m Sick”. Dalam lagu ini digambarkan bahwa musik grunge sebagai: tempo yang tingggi, riff pada gitar utama, penggunaan distorsi yang berat, dan drum yang dipukul gila-gilaan. juga penggunaan lirik yang menggambarkan perasaan tertekan ditulis dalam kata-kata sarkastik atau penuh kekerasan.
Grunge secara umum digambarkan sebagai permainan gitar yang kasar, kacau, menghantam, menggunakan distorsi pada level tinggi, efek gitar fuzz dan feedback.
Grunge menggabungkan unsur-unsur yang terdapat dalam hardcore punk dan heavy metal. Bahkan meskipun, bila beberapa band hanya menampilkan dengan lebih menekankan salah satu unsur tersebut atau unsur yang lainnya.
Musik grunge sendiri, hampir bisa disamakan dengan sound mentah yang biasa terdapat pada sound punk dan juga lirik-lirik yang menekankan pada hal-hal yang hampir sama. Akan tetapi, terkadang juga menggunakan tempo yang lebih lambat, harmonisasi yang tidak lazim, dan penggunaan instrumen-instrumen yang lebih kompleks lainnya, yang secara signifikan masih berkaitan dengan heavy metal. Musik grunge pada umumnya berkarakter gitar elektrik menggunakan efek berdistorsi berat, dinamisasi lagu yang sangat kontras dengan lagu pada umumnya, dan lirik yang berbeda ataupun penuh kemarahan. Yzii Otto Sebastian Arthur OzoR@ (gitaris Smoke n' Coffe Club/Sn'CC) menuliskan hal menarik mengenai kharakter musik khususnya gitar yang dimainkan oleh gitaris=gitaris band grunge, dalam tulisannya "Artikel Grunge" sebagai berikut:
Bukan hal yang mudah menempatkan sebuah band dalam jenis musik grunge, karena setiap kali kita mendengar musik dari sebuah band yang dikategorikan sebagai grunge, maka akan SANGAT berbeda saat kita mendengar musik dari band lainnya yang juga dikategorikan sebagai grunge, dan ketika kita menempatkan sebuah band dalam aliran grunge, maka semakin sering pula kita menemukan perbedaannya dengan band grunge lainnya. Bingung akan penuturan gue? Gampangnya gini, dunia grunge mempunyai 4 tokoh legendaris yang kerap disebut sebagai Big Four of Grunge yaitu : Nirvana, Pearl Jam, Soundgarden dan Alice In Chains (AIC). Jika berturut-turut kita mendengarkan musik dari 4 band tersebut, maka tidak sulit untuk mengatakan : mereka sama sekali berbeda!
Saat kita mendengar Nirvana (sebagai wakil grunge yang paling populer), kita akan mengatakan ‘grunge itu adalah berteriak sekeras-kerasnya tanpa peduli terhadap sound maupun skill musisinya, serta ancur-ancuran’ tapi pendapat itu dibantah oleh Soundgarden dan AIC. Chris Cornell dan Layne Staley tidak pernah berteriak sekeras-kerasnya, dan Kim Thayil maupun Jerry Canntrell tidak pernah sembarang memainkan gitarnya.
Permainan kedua gitaris itu cenderung eksplosif bahkan berskill tinggi. Lalu bagaimana dengan Pearl Jam? Eddie Vedder muda memang berteriak keras, namun Mike McReady dkk di bagian logistik (peralatan) tetap bermain konstan, tempo middle, dan tidak peduli terhadap ‘kegilaan’ Eddie Vedder. Selain Eddie, personel Pearl Jam lainnya nampak sopan dan terkesan kalem.
Lalu dimana ancur-ancurannya? Kalau sudah ga kompak begini, dimana benang merah yang menyatukan mereka sebagai grunge? Apakah jawabannya adalah Seattle, dimana keempatnya dilahirkan dari kota yang sama? Jika jawabannya adalah Seattle, akan lebih tepat jika kita mengkategorikan musik mereka sebagai Seattle Sound. Tetapi akan sangat blangsak jika kita mengkategorikan sebuah aliran dengan syarat band tersebut berasal dari kota yang sama. Bagaimana jika ada band lain yang memiliki warna musik yang sama dengan Soundgarden, namun band tersebut bukan berasal dari Seattle? Kasihan bukan? Kejanggalan lain adalah, ada banyak band yang berasal dari New York atau Iowa, tapi kenapa mereka tidak disebut New York Sound? Atau Iowa Sound?
Dengan demikian, gue adalah termasuk orang yang skeptis terhadap Seattle Sound. Tapi gue menghormati orang lain yang percaya adanya aliran Seattle Sound. Proses pencarian belum berakhir. Sama seperti orang yang mencari bukti keberadaan UFO, orang-orang seperti kita pun masih mencari bukti keberadaan benang merah (red hat) grunge.. where is the reds? Red Devils kah?
-sumber wikipedia-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar